Sabtu, 17 Desember 2016

Sejarah Kerajaan Alor

SEJARAH  GAJAH

Pedagang dari Ternate Maluku ada 2 (dua ) orang mereka berdua adalah suami istri, suaminya bernama : “ MALI LALANG” sedangkan istrinya bernama : “PUI LALANG “ Waktu itu istrinya meningggalkan Motif di kampung Umapura ( Pulau Ternate ) adalah Motif  Gajah sedangkan motif yang lainya itu bagaikan cucu dan Cecehnya saja sehingga motifnya itu dikatakan 10, 7, 3, yaitu :                                                  
Ø BANG MATE
Ø KUKU LIKA
Ø AN BANG
Semua motif ini dimiliki oleh kita semua yaitu :
Ø MUNASELI
Ø PANDAI
Ø ALOR BESAR
Ø ALOR KECIL
Ø DULOLONG
Ø UMAPURA
Ø PULAU BUAYA
Sehingga akhirnya dikatakan 10, 3, 7.
RAMLAN LABA



SEJARAH MUNA SELI

Pecahnya Munaseli karena ada pasar di Banawala, Pengunjung pasar dari Pandai datang dengan membawa modal, ikan, kapur, dan garam, Sedangkan dari Munaseli datang dengan membawa modal, semata – mata Emas.
1.     Raja Pandai bernama      : LAHA BLEGUR
2.     Raja Munaseli bernama  : BORI LAKO
Dengan modal yang ada, Kapur ditukar dengan Emas, Garam ditukar dengan Emas, begitu pula Ikan ditukar dengan Emas, Disinilah Kedua bela pihak saling mengejek sehingga Raja Pandai Merasa Malu dan memulai peperang dengan kerajaan munaseli.
Panglima perang dari Raja LAHA BLEGUR berasal dari Kedang yang bernama BORI LAKO. Sedangkan dari Munaseli bernama,
1.     TIMUR ROSA
2.     AENG KOLI
Pito Pera dan mau Pera mereka adalah tukang iris Tuak karna tempat kedua kepala perang dari Munaseli ini sudah diketahui oleh kepala perang dari pandai, maka kepala perang dari Pandai sudah mendahului dan menyembunyikan dari di lokasi.
Padahal merekapun mempunyai 2 (dua) ekor Anjing Jago tapi sayangnya kedua Anjing jago itu sudah di bodohi dengan guna-guna dari kepala perang Pandai yaitu : BORI LAKO dengan syair yang dikeluarkan :TUNO TOPO TILUNG GALANG ASO, ASO AENG KOLI TIMUR ROSA ASO TIMUR ROSA.
Tidak ada reaksi dari kedua Ekor Anjing Jago dari Munaseli itu, pada saat mereka melempar tombak itu mereka dibawah pohon tuak, maka merekapun tidak ragu-ragu untuk memanjat pohon tuak itu, Setelah mereka diatas pohon tuak, masing-masing  mereka melihat ternyata yang mereka lihat itu bukan tuak tetapi yang mereka lihat itu darah, Maka keluarlah kepala perang dari Pandai lalu berkata lewat syair : “ BORO LAKOEDA EMO PIPAADU BANGANGGASA PITO KETIPITO KETI TUA SEBANG LOLONGTANI SAPU LAU “
Akhirnya Pito Pera dan Mau Pera turun dalam keadaan menangis, Karena semua alat perang Pito Pera dan Mau Pera sudah diambil dari kepala perang pandai. Setelah Pito Pera dan Mau Pera turun lalu kepala perang dari pandai menghabiskan nyawa Pito Pera dan Mau Pera dan dengan syair yang dikeluarkan oleh Kepala perang dari Pandai yaitu :
PITO WERANG MAU LULENGASO SOMBI LODOWAIONOBOL LOLONG BORI BURANG
MEANG BORI BURANG
Dari sinilah beranjaklah Kepala Perang dari Pandai untuk masuk di kampong Munaseli dan membakar kampung itu dengan syair yang diungkapkan oleh kepala perang dari Pandai yaitu :
WUNO PITOLERUNG GERE APE LERUNG GERE,
APE LERUNG GERE MUNASELI TODA MUNASELI “
Ahirnya Raja Munaseli dan semua pengikutnya melarikan diri ke timur, ke barat, ke utera, dan ke selatan.Dengan menggunakan sampan atau rakit yang teruat dari batang pisang atau kayu dan yang lainya. Tetapi hanya ada seorang Wanita yang bernama : MUNA INANG
Kepergianya waktu itu dia membawa seekor ayam Ajaib yang bernama : “ MANU SIRI KOKONG “
Semenjak dia keluar dari Munaseli dia menyuru ayam ajaib itu berkokok supaya laut pun menjadi kering dari situ dia berjalan mulai dari Munaseli sampai ke Tim-Tim dengan nama tempat itu adalah “ MANTUTU “. Dengan ungkapan syair yang ditinggalkan sebagai tanda bahwa hari ini juga mereka akan pisahkan diri dari kampong halaman mereka,
“ TIMUNG KETI NAU BURUNG TIWANG
LUANG BUUNG TIWANG, TUNO MUKO TANGING
IKANG TANGING GOONG DIKE DATE “
Dari Muna Inang inilah ada orang Munaseli di Jawa, Kupang, Sumbawa, Tim-Tim, dan lainya dengan syair :“ BUI MUNA BELO TUKANG DIKE JADI ANANG RATU, JADI ANANG RATU LEWO WEKANG KANA LEWO "

                                                      SEJARAH MOTIF

Semua Motif  berasal dari  Munaseli kecuali Ikan, Pada waktu itu semua Motif didatangkan oleh MANU SIRI KOKONG, karna waktu itu semua orang masi berpakian dengan kulit Kayu.
Kejadian pada waktu itu, Raja Pandai benama “SIRANG BABU “ dan Raja Munaseli bernama “ LAHA BLEGUR “, dan anaknya bernama “  HELANG “
Raja Munaseli memiliki kekayaan yaitu :
-         Manu Siri Kokong
-         Kura-Kura Emas, sera Air minumya didam air minum itu dijaga oleh Bapak Ular Naga.
Raja Munaseli Mengutus 2 (dua) orang untuk menjaga kekayaan itu bernama :
1.     Pito Pera, dan
2.     Mau pera
Adiknya Raja Munaseli bernama “ SAKBAL DULY “, dia mempunyai 3 (tiga) anak yaitu :                            
Ø Kai Saku
Ø Nai Saku
Ø Orang Saku
Raja Pandai mengutus Panglima perang yang bernama “ Posong Bala “ untuk membunuh “ Pito Pera “ dan “ Mau Pera “ akhirnya keduanya. Pito Pera dan Mau Pera meninggal, semua rumah dan kekayaan hancur pada saat itu, Tanah Munaseli digoncangkan pada waktu itu, lalu “ Manu Siri Kokong “ pindah ke Timur-Timur dan ketiga anak itu berlayar masig-masing menggunakan perahu/rakit yang dibuat dari batang pisang pada saat itu anak yang bernama “ Kai Saku “ mendarat di Alor Besar dan “ Nai Saku “ mendarat Di Alor Kecil dan juga “ Orang Saku “ mendarat di Dulolong akhirnya dikatakan 10, 7, 3. Dan pada saat kejadian waktu itu “ Kura-kura Emas “ pun mencari jalan untuk pindah. Sebelumya itu “ Kura-kura Emas “ ini ditangkap oleh seorang pedagang dan dia menjualnya ditanah jawa, setelah itu “ Kura-kura Emas “ ini ingin kembali ke kampong halamanya Munaseli. Sebelum sampai di kampung halamanya ajalnya tiba akhirnya ia mati di Obi Singa Futung Balahakang (Pulau Buaya) waktu itu yang menemukan “ Kura-kura Emas “ yang mati ini ialah “ Bapak Hiang Mau “. Kemudian Bapak Hiang Mau mencincanng Kura-kura Emas itu dan mau dibagikan dengan teman-temanya tetapi pada saat itu dia di tegur oleh “ Bapak Panggo Doti Kari “dengan syair yang diungkapkan “ Bapak Panggo Doti Kari “ ialah : “ PANGGO DOTI AMANG DOTI KARI BUNO LAPA KARI, LAPA KARI LODO LINJO FEKING JUANG TANA JAWA “ Kemudian balas syair yang di ungkapkan oleh “ Bapak Kepapa Lang “ dari Alor Besar yaitu:
SEBA NILUNG BOLIB-BOLING
GETENG BOLING-BOLING
BOLING TANA NAKING
GONG TANA NAKING
Setelah itu “ Bapak Limang Kafe “ membalas syair itudengan ungkapan syair :
SEBA LIMANG BOLING-BOLING
GETENG BOLING-BOLING
BOLING-BOLING RAI LEFO
GO JINJING RAI LEFO

Yang artinya :
GOBA KANG MUNGGA HAJANANG
TAPI KIRE KRAJANG KA GO ADA KETE JANNANG



DARI PUSU REBONG
SEJARAH BAO LOLONG

 Perpindahan Bao Lolong I (satu) ke Sebanjar pada tahun 1901. Kemudian Bao Lolong pindah ke Uma Pura (Ternate) pada tahun 1911. Sekarang berada di Suku Sulung “ UMA KAKANG “ Bao Lolong I (Satu) khusus untuk “ FATOLA “ waktunya biasa di pakai untuk “ LEGO-LEGO ADAT “ atau kegiatan penting. Sedangkan Bao Lolong II (Dua) untuk “ TENAPI MATANG KARRI “, khusus untuk “ NAFUNG ANANG BINENG “ Sedangkan Bao Lolong II (Dua) digunakan untuk :
1.     TENAPING MATANG BEING
2.     KROKO PUHUNG
3.     SINTA GALLA
4.     BUL IHING MOFA LEMA
5.     BUL IHING MOFA HIFA
6.     BUL IHING MOFA PITO
7.     BUL IHING MOFA TALLO
8.     BELANG MATANG BEING
9.     BELANG MATANG KARRI
10.                  TANAPI MUKO TAHAKANG


Kisah Baololong 1 dan 2 ke Sebanjar dan ke Umapura, diiringi dengan sebuah pantun oleh bapak “IANG GOGO” ialah:
“TOBO RAI BAO KELA LOLONG”
“LIMANG BUNO DALANG”
“LIMANG BUNO DALANG PEKI ARING”
“TANING PEKI ARING”
Yang artinya :
“GO BA KANG MUNGGA KIA JANANG”
“ARE KIRE KRAJANGKA GO ADA KETEJANANG”


“SEKIAN”




2 komentar: