SEJARAH GAJAH
Pedagang
dari Ternate Maluku ada 2 (dua ) orang mereka berdua adalah suami istri,
suaminya bernama : “ MALI LALANG” sedangkan istrinya bernama : “PUI LALANG “
Waktu itu istrinya meningggalkan Motif di kampung Umapura ( Pulau Ternate )
adalah Motif Gajah sedangkan motif yang
lainya itu bagaikan cucu dan Cecehnya saja sehingga motifnya itu dikatakan 10,
7, 3, yaitu :
Ø BANG
MATE
Ø KUKU
LIKA
Ø AN
BANG
Semua motif ini dimiliki oleh kita
semua yaitu :
Ø MUNASELI
Ø PANDAI
Ø ALOR
BESAR
Ø ALOR
KECIL
Ø DULOLONG
Ø UMAPURA
Ø PULAU
BUAYA
Sehingga
akhirnya dikatakan 10, 3, 7.
RAMLAN
LABA
SEJARAH MUNA SELI
Pecahnya
Munaseli karena
ada pasar di Banawala, Pengunjung pasar dari Pandai datang dengan membawa
modal, ikan, kapur, dan garam, Sedangkan dari Munaseli datang dengan membawa
modal, semata – mata Emas.
1. Raja
Pandai bernama : LAHA BLEGUR
2. Raja
Munaseli bernama : BORI LAKO
Dengan modal
yang ada, Kapur ditukar dengan Emas, Garam ditukar dengan Emas, begitu pula
Ikan ditukar dengan Emas, Disinilah Kedua bela pihak saling mengejek sehingga
Raja Pandai Merasa Malu dan memulai peperang dengan kerajaan munaseli.
Panglima perang
dari Raja LAHA BLEGUR berasal dari Kedang yang bernama BORI LAKO. Sedangkan
dari Munaseli bernama,
1. TIMUR
ROSA
2. AENG
KOLI
Pito Pera dan
mau Pera mereka adalah tukang iris Tuak karna tempat kedua kepala perang dari
Munaseli ini sudah diketahui oleh kepala perang dari pandai, maka kepala perang
dari Pandai sudah mendahului dan menyembunyikan dari di lokasi.
Padahal
merekapun mempunyai 2 (dua) ekor Anjing Jago tapi sayangnya kedua Anjing jago
itu sudah di bodohi dengan guna-guna dari kepala perang Pandai yaitu : BORI
LAKO dengan syair yang dikeluarkan :TUNO
TOPO TILUNG GALANG ASO, ASO AENG KOLI TIMUR ROSA ASO TIMUR ROSA.
Tidak ada
reaksi dari kedua Ekor Anjing Jago dari Munaseli itu, pada saat mereka melempar
tombak itu mereka dibawah pohon tuak, maka merekapun tidak ragu-ragu untuk
memanjat pohon tuak itu, Setelah mereka diatas pohon tuak, masing-masing mereka melihat ternyata yang mereka lihat itu
bukan tuak tetapi yang mereka lihat itu darah, Maka keluarlah kepala perang
dari Pandai lalu berkata lewat syair : “
BORO LAKOEDA EMO PIPAADU BANGANGGASA PITO KETIPITO KETI TUA SEBANG LOLONGTANI
SAPU LAU “
Akhirnya Pito
Pera dan Mau Pera turun dalam keadaan menangis, Karena semua alat perang Pito
Pera dan Mau Pera sudah diambil dari kepala perang pandai. Setelah Pito Pera
dan Mau Pera turun lalu kepala perang dari pandai menghabiskan nyawa Pito Pera
dan Mau Pera dan dengan syair yang dikeluarkan oleh Kepala perang dari Pandai
yaitu :
PITO WERANG MAU LULENGASO SOMBI
LODOWAIONOBOL LOLONG BORI BURANG
MEANG BORI BURANG
Dari sinilah
beranjaklah Kepala Perang dari Pandai untuk masuk di kampong Munaseli dan
membakar kampung itu dengan syair yang diungkapkan oleh kepala perang dari
Pandai yaitu :
“
WUNO PITOLERUNG GERE APE LERUNG GERE,
APE LERUNG GERE MUNASELI TODA
MUNASELI “
Ahirnya Raja
Munaseli dan semua pengikutnya melarikan diri ke timur, ke barat, ke utera, dan
ke selatan.Dengan menggunakan sampan atau rakit yang teruat dari batang pisang
atau kayu dan yang lainya. Tetapi hanya ada seorang Wanita yang bernama : MUNA
INANG
Kepergianya
waktu itu dia membawa seekor ayam Ajaib yang bernama : “ MANU SIRI KOKONG “
Semenjak dia
keluar dari Munaseli dia menyuru ayam ajaib itu berkokok supaya laut pun
menjadi kering dari situ dia berjalan mulai dari Munaseli sampai ke Tim-Tim dengan
nama tempat itu adalah “ MANTUTU “. Dengan ungkapan syair yang ditinggalkan
sebagai tanda bahwa hari ini juga mereka akan pisahkan diri dari kampong
halaman mereka,
“ TIMUNG KETI NAU BURUNG TIWANG
LUANG BUUNG TIWANG, TUNO MUKO
TANGING
IKANG TANGING GOONG DIKE DATE “
Dari Muna Inang
inilah ada orang Munaseli di Jawa, Kupang, Sumbawa, Tim-Tim, dan lainya dengan
syair :“ BUI MUNA BELO TUKANG DIKE JADI
ANANG RATU, JADI ANANG RATU LEWO WEKANG KANA LEWO "
SEJARAH MOTIF
Semua Motif berasal dari
Munaseli kecuali Ikan, Pada waktu itu semua Motif didatangkan oleh MANU SIRI
KOKONG, karna waktu itu semua orang masi berpakian dengan kulit
Kayu.
Kejadian pada waktu
itu, Raja Pandai benama “SIRANG BABU “ dan
Raja Munaseli bernama “ LAHA BLEGUR “, dan
anaknya bernama “
HELANG “
Raja Munaseli memiliki kekayaan yaitu :
-
Manu Siri Kokong
-
Kura-Kura Emas, sera Air minumya didam
air minum itu dijaga oleh Bapak Ular Naga.
Raja
Munaseli Mengutus 2 (dua) orang untuk menjaga kekayaan itu bernama :
1. Pito
Pera, dan
2. Mau
pera
Adiknya
Raja Munaseli bernama “ SAKBAL DULY “, dia
mempunyai 3 (tiga) anak yaitu :
Ø Kai
Saku
Ø Nai
Saku
Ø Orang
Saku
Raja Pandai mengutus
Panglima perang yang bernama “ Posong Bala “ untuk membunuh “ Pito Pera “ dan “
Mau Pera “ akhirnya keduanya. Pito Pera dan Mau Pera meninggal, semua rumah dan
kekayaan hancur pada saat itu, Tanah Munaseli digoncangkan pada waktu itu, lalu
“ Manu Siri Kokong “ pindah ke Timur-Timur dan ketiga anak itu berlayar masig-masing
menggunakan perahu/rakit yang dibuat dari batang pisang pada saat itu anak yang
bernama “ Kai Saku “ mendarat di Alor Besar dan “ Nai Saku “ mendarat Di Alor Kecil
dan juga “ Orang Saku “ mendarat di Dulolong akhirnya dikatakan 10, 7, 3. Dan
pada saat kejadian waktu itu “ Kura-kura Emas “ pun mencari jalan untuk pindah.
Sebelumya itu “ Kura-kura Emas “ ini ditangkap oleh seorang pedagang dan dia
menjualnya ditanah jawa, setelah itu “ Kura-kura Emas “ ini ingin kembali ke
kampong halamanya Munaseli. Sebelum sampai di kampung halamanya ajalnya tiba
akhirnya ia mati di Obi Singa Futung Balahakang (Pulau Buaya) waktu itu yang
menemukan “ Kura-kura Emas “ yang mati ini ialah “ Bapak Hiang Mau “. Kemudian
Bapak Hiang Mau mencincanng Kura-kura Emas itu dan mau dibagikan dengan
teman-temanya tetapi pada saat itu dia di tegur oleh “ Bapak Panggo Doti Kari
“dengan syair yang diungkapkan “ Bapak Panggo Doti Kari “ ialah : “ PANGGO DOTI AMANG DOTI KARI BUNO LAPA KARI,
LAPA KARI LODO LINJO FEKING JUANG TANA JAWA “ Kemudian balas syair yang di
ungkapkan oleh “ Bapak Kepapa Lang “ dari Alor Besar yaitu:
SEBA NILUNG
BOLIB-BOLING
GETENG
BOLING-BOLING
BOLING TANA
NAKING
GONG TANA NAKING
Setelah itu “ Bapak Limang Kafe “
membalas syair itudengan ungkapan syair :
SEBA LIMANG
BOLING-BOLING
GETENG
BOLING-BOLING
BOLING-BOLING
RAI LEFO
GO JINJING RAI
LEFO
Yang artinya :
GOBA KANG MUNGGA HAJANANG
TAPI KIRE KRAJANG KA GO ADA KETE JANNANG
DARI PUSU
REBONG
SEJARAH BAO
LOLONG
Perpindahan Bao Lolong I (satu) ke Sebanjar
pada tahun 1901. Kemudian Bao Lolong pindah ke Uma Pura (Ternate) pada tahun
1911. Sekarang berada di Suku Sulung “ UMA KAKANG “ Bao Lolong I (Satu) khusus
untuk “ FATOLA “ waktunya biasa di pakai untuk “ LEGO-LEGO ADAT “ atau kegiatan
penting. Sedangkan Bao Lolong II (Dua) untuk “ TENAPI MATANG KARRI “, khusus
untuk “ NAFUNG ANANG BINENG “ Sedangkan Bao Lolong II (Dua) digunakan untuk :
1. TENAPING
MATANG BEING
2. KROKO
PUHUNG
3. SINTA
GALLA
4. BUL
IHING MOFA LEMA
5. BUL
IHING MOFA HIFA
6. BUL
IHING MOFA PITO
7. BUL
IHING MOFA TALLO
8. BELANG
MATANG BEING
9. BELANG
MATANG KARRI
10.
TANAPI MUKO TAHAKANG
Kisah Baololong 1 dan
2 ke Sebanjar dan ke Umapura, diiringi dengan sebuah pantun oleh bapak “IANG
GOGO” ialah:
“TOBO RAI BAO KELA
LOLONG”
“LIMANG BUNO DALANG”
“LIMANG BUNO DALANG
PEKI ARING”
“TANING
PEKI ARING”
Yang
artinya :
“GO BA KANG MUNGGA KIA
JANANG”
“ARE
KIRE KRAJANGKA GO ADA KETEJANANG”
“SEKIAN”
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSaya turunan dari bori lako
BalasHapus